Senin, 08 Juni 2009

Pulang (lagi) ke Jogja part 1

Pulang lagi ke jogja.. ada pengajian untuk almh. nenek kami, mbah Tri tercinta. Seneng rasanya mendarat di bandara Adi Sutjipto. Trus menyusuri jalan dan akhirnya sampai di Wisma Nendra, tempat kami biasa nginep yang sudah seperti rumah kedua. Kamarnya juga yang itu-itu saja, nomor 101, dan spesial (selalu) untuk saya, extra bed besi yang kalo ditekuk n didudukin bunyi kriyek kriyek..

Hari kedua setelah pengajian kita ke Ngawonggo, pertengahan antara Jogja-Solo, disana ada rumah pendopo besar kuno peninggalan bapaknya mbah kakung ku, nah lo, kebayangkan berapa ratus tahun umur rumahnya.. semenjak mbah putri berpulang, isi dari rumah itu bisa segera dikosongkan, alias diwariskan kepada putra-putrinya. Bayangkan saja, gebyok jati super besar yang nempel didinding itu bisa bernilai milyaran rupiah! Dulu orang-orang asing pernah datang dan menawar beberapa barang dengan harga-harga yang asik banget,, tapi dulu not yet for sale, karena mbah Tri belum berpulang (missing u mbah Tri..), dan kondisi mbah kakungpun belum seperti sekarang. Sayang banget, selang bertahun-tahun properti itu berada disana, ternyata banyak barang kunonya yang hilang seperti piring dari cina, yah gak mungkin dusss lenyap gitu aja,, pasti ada yang ngambil.. hiks.. selain nilainya yang fantastis,, yang aku sayangkan sekali adalah nilai sejarahnya itu loh.. kan bisa aku frame ato buatin kotak kaca sekadar untuk mengabadikan masa lalu.. akhirnya aku ngambil aja benda-benda kecil yang tidak terpikirkan untuk diambil para ahli waris, aku dapat kalender kayu dan jam dinding kayu, dua-duanya sudah lumayan rusak, kecuali jam dinding yang kalo tuasnya diputar masih bisa bunyi, dan kalo berbunyi suaranya seram banget kaya film-film horor. Jam dinding itu aku bawa pulang ke Jakarta naik pesawat dan aku taruh di kabin, dan ketika landing dan menuju ke tempat pemberhentian, sumpah jam rusak itu bunyi klinting-klinting-klinting yang lumayan kenceng,, kwakwaww… aduh pura-pura bukan punya gw aja lah, malu banget!

Tour de Bantul et Kotagede
Aniwei, gw seneng banget jalan-jalan ku di Jogja-Solo ini. Misi perjalanan ini menyambung yang dulu, yaitu masih berkutat mencari bahan-bahan batik, kerajinan kayu, dan asesoris logam. Dan kamu tau? 99% suksesss!!!!! Memabukkan tapi lezat..

Semula sebelum kepergian kesana aku cuma ada rencana kesana kesini kesitu, cari ini, cari itu, tanya ini, tanya itu. Yang aku ga tau adalah bagaimana caranya menjangkau tempat-tempat itu, karena tersebar di daerah Bantul dan Kotagede. Subhanallah, gak dinyana, ternyata mama pesen mobil sewa untuk nganterin soan ke saudara-saudara, dan jam 1 siang mobil sewaan itu (beserta supirnya dong) sudah selesai dipakai dan nganggur sampai jam 8 malam!

“dik, pakai saja mobilnya kalau kamu mau kemana-mana”

Waaak, ga pake babubu, langsung minta mas Fajar cari kerajinan kayu di daerah Pajangan. Ternyata pertemuan dengan mas Fajar ini juga sangat membawa berkah, selain orangnya saleh, jujur, pintar, dia juga punya inisiatif tinggi! Tanpa diminta, dia langsung telpon temen-temennya untuk tanya area2 pengrajinan, dan potensi untuk kerjasama dengan LSM Pemberdayaan Wanita “Budi Annisa” yang di Jogja. Walhasil, kita ngejumpruk di Kasongan. Sepanjang 1 km kanan kiri jalan adalah kios2 kerajinan kayu dan keramik, bahkan banyak yang berkualitas ekspor. Lucu-lucu banget, senyumku tambah sumringah.. bisa nanya beberapa hal yang penting, tapi belum bisa pesan karena emang belum siap mau pesen apa. Ternyata ada macam-macam kayu yang bisa digunakan: Sengon adalah yang paling murah karena cepat patah, Akasia, Glugu hampir sama dengan Mahoni, ini sudah lumayan bagus tapi masih bisa dimakan rayap, Jati memiliki serat kuning harganya hampir 2 kali lipat Mahoni dan sering digunakan untuk membuat furniture, terakhir adalah Sonokeling, ini mbahnya kayu, kualitas super, seratnya kehitaman, berat dan halus, lebih baik tidak diwarna karena seratnya sudah keliatan istimewa, jadi cukup di-milamix doff saja.

Panas menyengat, parkir deket sawah kecil, dan sudah jam 2.30an, akhirnya lanjut mencari kerajinan logam. Jemput sodaraku si All-Fitri-Biy didepan RS Bethesda, kita langsung meluncur ke Kotagede, depan PKU Muhamadiyah kita belok kanan ke daerah Kemasan, dan seperti di Kasongan, sepanjang jalan kenangan kanan kirinya adalah kios-kios industri kerajinan perak, kuningan, dan tembaga. Saking banyaknya, mau pilih yang mana masih bingung, tambah kacau lagi ternyata turun hujan yang cukup heboh sampai jalanan tergenang. Mati aku…. Berarti gw ga bisa cicipi satu persatu kios-kios itu dong… kuyup lah guwe.. akhirnya kita berhenti di kios yang ditunjuk sama mas Fajar, namanya “Mawar Putih”.. taelah rumantis amats.. syukur alhamdulillah… yang punya kios ramah banget, dan kerennya lagi, gw bisa pesen dengan jumlah sedikit dulu dan tidak mahal  bahkan dia punya beberapa contoh persis seperti yang aku mau. Akhirnya aku pesan beberapa bentuk untuk sample, dan minta dikirim ke Jakarta, tapi sampai hari ini belum ada kabar.. mudah2an kagak ditipu aja hehe…

Pulang anter Fitri ke Jetis, mampir bentar ke sweet homenya dan ngeliat foto album kawinannya doi, ketemu Andre yang shock liat gw karena dia cuma pake celana pendek. Sampai wisma jam 5.30an dan langsung istirahat sambil senyum….

Senin, 24 Mei 2009

Mama papa jam 5.30 udah pulang ke Jakarta duluan, meninggalkan aku sendiri di kamar wisma dan gak bisa nyetel tivi. Jam 9an cek out dan jalan kerumah mbah sambil bawa koper dan troli, numpang makan pagi, pesen becak, dan out me go to Malioboro! Hari lumayan cerah, aku awali dengan beli beef burger dan spicy chicken burger untuk Fitri – yang mau cabut awal dari kantor hanya untuk nemenin ‘mbaknya’ ngubek-ngubek Jogja lagi.. padahal doi lagi hamil 2bulanan.. (tks lot sis ). Batik-batik lawas yang 10 taun lalu berceceran di trotoar2 Malioboro uda gak ada lagi.. hiks.. sedihnya diriku… ternyata mereka sudah tau kalau saat ini nilai batik2 lawas –yang mereka sendiri sudah ingin dibuang- itu dibandrol tinggi ratusan ribu sampai jutaan rupiah! Padahal dulu saya sempet beli hanya 10ribu rupiah saja. Jalan terus liat2 toko batik di kanan jalan… mata saya mau copot pas ngeliat diantara bentangan kain batik tersembul beberapa helai kain tenun Jepara. Dan lebih copot lagi, ketika tau bahwa untuk ukuran 140x260 itu harganya hanya 115ribu rupiah saja!!!!! Bandingkan dengan tenun sulawesi atau NTB.. itu harganya bisa 5 kali lipat!! Akhirnya sukses nggondol 3 kain tenun, dua tas tenun (satunya untuk Fitri) dan pajangan dinding tenun pesenan konco-ku, duh beratnya bo….

Belum selesai penderitaan dan kebahagiaanku, aku lalu ke pasar Bringharjo yang cuma 150 meter dari toko tenun itu, mau liat2 batik Jogja dan lagi-lagi nyari pesenan temenku. Masuk lewat pintu Barat, aku bingung pake strategi apa untuk menyisir pasar ini dengan efektif, efisien dan komprehensif. Aku iseng ah.. belok kiri sini dulu deh…. Kios Hj. Soegeng…. Hm… koleksinya lumayan lengkap, kualitasnya bagus,, dan kayanya ibu ini jujur… tapi yang paling menyenangkan lagi adalah,,, aku dikasih murah! Bayangkan, untuk kain seharga 75ribu ketika ditawarkan ke orang lain dibilangnya 85ribu! Dan lebih bahagia lagi ketika dengan mudahnya aku menemukan motif batik yang spesifik pesenan temenku itu. Akhirnya mborong 11 helai kain batik dengan total belanja 590ribu rupiah saja. “panggil saja Bude… nanti biar langganan…” (duh serasa kejatuhan duren Bangkok…amin amin amin!)

Dibonceng Fitri sambil meluk barang belian ku dan sebagian lainnya disempilin deket kaki Fitri. Mampir di stasiun Lempuyangan untuk liat jadwal kereta ke Solo, hm.. ternyata jam 4.09 tiba dan berangkat jam 4.11.. Sampai dirumah mbah, kita istirahat dan makan siang, aku dibeliin ayam goreng Cak Koting (yum…. syedaap..) beres-beres packing untuk semalam dirumah Solo.. aku salah perkiraan bawa tas nya, aku cuma bawa tas ransel untuk nampung semua keperluanku selama di Solo,, jadinya ransel ku pepet-pet! Buerat dan gendut banget! Aku sempetin tidur sebentar di kamar Lalita yang ‘wangi’ minyak tawon.. tanpa mandi aku diantar Fitri ke stasiun dan tiba disana jam 4 kurang 5menitan. Say good bye ke Fitri aku langsung ngantri di loket. Wow, harga tiketnya cuma 7000 aja say… gak dapet tempat duduk, aku lesehan di lantai sambil makan beef burger….