Selasa, 30 Desember 2008

Rambutku?....Alamaak!!

Gagal potong rambut di salon, dirumah pun jadi.
Uh, kayaknya kurang tepat.
Gagal potong rambut sama hairstylist, sama suami pun jadi!
Jujur ini gak bohong! Berapa banyak istri di dunia ini yang mempercayakan 200% rambutnya untuk dipotong pendek oleh suami mereka? Kalo bukan karena desperate aku gak tau alasan apa lagi yang bisa membuatku memutuskan ide gila seperti itu.

Rambut yang berguguran sudah lebih dari 60 helai setiap hari membuat aku bener-bener gerah pengen say good bye sama 1/3 rambut ku, maka jadilah sore menjelang malam natal itu aku nekat ngantri di salon yang ‘seharusnya sudah kusangka bakal ramai’ itu... nunggu hampir setengah jam tidak melunturkan resolusi ku hari itu: potong rambut! Tanpa koma, tanpa titik, tapi tanda seru!

….
“lebih pendek lagi mas..”
“yah sebahu lebih dikit lah..”
“eum… yah terserah mas lah model nya gimana..”
Biar cepet aku gak peduli modelnya kaya gimana, yang penting pendek!

“udah mbak”
Aku ngeliat rambutku yang ternyata masih panjang juga dan diblow kriwil-kriwil persis seperti mbak-mbak mau kondangan…


“loh? Kamu gak jadi potong rambut??”

...DUARRRRRRR!!!!!! Tiba-tiba ada daya gravitasi yang sangat hebat sehingga jantung saya rasanya copot sedemikian rupa sehingga sejajar sama jempol kaki saya… “Bluk!”

“Hoaaaa..!!!!” ..Kesel-kesel-keseeel bangetttt… maksud hati biar suami seneng dengan rambut yang ternyata tidak terlalu pendek itu.. tapi kok?.. huhuuuu.. sumpah deh rasanya seperti ada bola golf kejepit di kerongkongan.. dongkol banget… ya udah karena males balik ke salon dan menuntut hak yang uda basi akhirnya saya melewati sisa hari itu apa adanya…


“yang, potongin rambutku dong…”
“hah, bener nih?”
“iyah, pokoknya dipendekin aja, seginih!”

Kebetulan suamiku orangnya detail sekali, dan dia tau kalau model rambutku itu berlayer-layer. Jadi..... “Krressss…”
Alamaaakk!!!!! Pendek kali dipotongnya rambutku paling atas! Dari muka ‘cuek yang penting pendek’ itu berubah warna jadi merah kuning ijo dengan penuh antisipasi ‘apa yang akan terjadi selanjutnya’, dan aku gak bisa terlalu protes juga, toh keputusan ini juga dengan penuh kesadaran dan pengetahuan kalo suami kamu itu bukan kapster! dan pengalaman motong-memotong diapun baru sebatas kuku-kukunya saja! Aduuh.. mati aku.. kepiyee iki… yawis… dengan sabar tapi deg-degan aku tunggu saja sampai seluruh petualangan ajaib ini selesai.. dan ketika sudah selesai, aku keringkan rambutku,, hm.. ada yang kurang… akhirnya aku coba ikutan potong rambutku sendiri, tapi bagian depan kanan-kiri deket pipi, tak dinyana cara motong rambut layerku lumayan juga,, ngeliat cara ku motong, suami seperti mendapatkan pencerahan dan sekejap asyik lagi dengan gunting kertasnya (bukan gunting rambut. Red) bereksperimen dengan sisa-sisa rambut di kepalaku.


“wah, lumayan juga kok yang”
“hehe, ho-oh…”
“jadi gak perlu potong ke salon lagi kan?”
“hehee, yaa… entar-entar aja juga bisa lah……...”


…The day turned out to be very light and cheerful… and with her new born hair stylist… she’s gonna live happily ever after….:)


Sabtu, 27 Desember 2008

Es Campur Mertua



Ramuan mertua yang pasti yahud banget. Gak terlalu manis, seger, ringan, ada asemnya dikit dari nangka, ada krenyes-krenyesnya dari pacar cina dan rumput laut dan ada kenyel-kenyelnya dari kolang-kaling n nata de coco.....Superb!

Bahan-bahannya:
Pacar cina yang panjang-panjang
Pacar cina yang mutiara
Rumput laut bening (potong kecil-kecil)
Kolang-kaling (potong jadi dua/tiga)
Nata de coco
Bubuk agar-agar
Vanilla essence
Pewarna makanan (merah)
Susu cair
Gula pasir
Sirup cocopandan
Daun pandan
Alpukat (dadu kecil)
Nangka (dadu kecil)

Cara buatnya:
Untuk para pacar cina direbus sampai empuk dan kenyel. Tiriskan.
Untuk rumput laut disiram air panas. Tiriskan.
Untuk kolang-kaling direbus dengan air gula (air yang telah direbus dengan gula dan daun pandan). Tiriskan.
Untuk agar-agar, siapkan wajan berisi air, masukkan bubuk agar-agar dan pewarna makanan, aduk pelan sampai mendidih, tiriskan dalam cetakan, lalu ditambah dengan susu cair dan vanillai essence, diaduk, diamkan, setelah tidak panas dimasukkan ke kulkas sampai mengenyal. potong dadu.
Sudah siap semua?
Siapkan wadah besar untuk mulai buat es campurnya.
Masukkan para pacar cina, rumput laut, nata de coco dan agar-agar dadunya,
Tuangkan sirup cocopandan, susu cair, air gula dan tambahan air, nangka yang telah dicuci. Aduk dan dirasakan. Jika sudah enak baru cemplungkan alpukatnya, dan jangan diaduk lagi, nanti hancur. Sajikan dengan es batu.

Buncis Sapi cah Saus Tiram


Aku ga tau apa karena dari saus tiramnya kali ya, tapi rasa dagingnya kayaknya keluar banget, seperti rasa daging sapi sejati yang gurih dan jadi pengen nambah teruussss...

Bahan-Bahan:
Buncis 1/4 kg
Daging sapi giling ½ kg
Bawang bombay ½ bh, potong kotak
Bawang putih 4 siung besar, iris sedang
Cabe merah 1 bh, iris miring
Kecap asin 5 sdm/ Kikoman 3 sdm
Saus Tiram
Merica
Minyak untuk menumis

Cara Membuat:
Rebus buncis dengan sedikit garam tapi jangan sampai lemas. Sisihkan.
Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai sedikit lemas dan wangi, masukkan daging sapi giling, tumis terus sampai dagingnya agak kering. Tambahkan merica, kecap asin dan saus tiram. Jika rasa sudah enak, masukkan cabe merah, aduk sebentar, lalu terakhir masukkan buncis rebusnya, aduk sebentar sampai rata saja, matikan api. Angkat.

ekstra:
Satu, Saat menumis, bawang bombay bisa dimasukkan lebih dulu dari bawang putih, karena bawang bombay memiliki kandungan air yang lebih banyak sehingga tidak cepat gosong.
Dua, Seharusnya pakai baby buncis biar seperti menu2 di resto, baby buncisnya biasanya digoreng dulu, tapi karena kita mau bergaya hidup sehat (ciyyeeh), jadi buncisnya aku rebus aja namun tetap dicampur dengan tumisan daging.
Tiga, tambahan garam saat merebus buncis ditujukan untuk lebih 'menghidupkan' warna hijau buncisnya.

Sabtu, 20 Desember 2008

Pulang ke Solo

Laweyan, 2 desember 2008. 20.48
Pas byar sampe rumah eyang aku uda disambut dengan sego liwet yang dibungkus daun pisang 2 porsi lengkap dengan ayam dan sayur labunya hmmm…. Uniknya ada aroma bakaran-nya.. apa yang dibakar ya?? Mungkin sayur labunya dimasak di atas arang kali ya… jadi beda sensasinya sama makan sego liwet di Jakarta. Minumnya pun sudah disiapkan. S.O.P nya juga sama dimana-mana kalau njamu ‘tamu’, yess.. teh manis. Tehnya dituang dalam cangkir keijo-ijoan dengan motif kontemporer, tapi jangan salah.. walau ‘lahiriah’ nya udah modern, ‘batiniah’ nya tetep ‘njawani’, alias muanis tenannn, dalam hal ini saya bukan putri Solo lagi.. akhirnya saya sisihkan setengahnya dan saya tambahin air panas.. wah pass.. sedappp…

Kepergian saya ke Solo kali ini memang lagi ada misi khusus, yaitu mau liat2 batik di Pasar Klewer, Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman,, katanya batik Solo lagi seger2nya berkembang,, masih hot from the oven :D. Tapi karena krisis ekonomi ini, katanya bahan baku (yang ternyata masih import -hiks) jadi jauh lebih mahal, walhasil, produksi dan pembelian pun anjlog.



Ditemenin sama tante dan pak becak, hari pertama pun saya gunakan dengan menelusuri Kampung Batik Laweyan, walaupun saya uda sering naik becak, tapi lucu juga jalan-jalan kali ini, kaya punya supir pribadi hihiii… Ternyata lumayan juga, ‘lay out’ kampung batik itu seperti ada satu jalan utama panjaang yang kanan kirinya banyak toko-toko batik, tapi kalo kita belok kanan kiri masih ada juga toko2, tapi emang lebih nyempil2, kerennya lagi di tiap belokan ada plang khusus yang menuliskan toko apa aja yang ada didalam ‘sempilan belokan’ itu, bahkan bukan cuma toko batik aja yang ada, sampai ‘rumah2 kuno’ pun dijadikan pusat atraksi. Tapi ada yang saya sayangkan, …. Harganya mahal cuy…. Yah agak jauh lebih mahal dari Pasar Klewer lah… tapi saya pikir ya tak apa juga.. karena disana kan untuk gaet turis asing dan ‘tamu tamu agung’ dari Jakarta… dan rupiah buat mereka sih cincay banget.. kalo kita turis menengah lokal mah ke Klewer aja yuuk… Akhirnya saya ga sempet liat2 lebih jauh, karena puanas buangett, semilir angin di becak rasanya tidak sanggup menangkis sengatan raja siang itu..

Tegalayu, 3 des 08, 06.30
‘Kamu mau sarapan lontong sayur apa brongkos?’ Tanya tanteku jam 6 pagi. Buset, jam segini uda ditawarin makan? .. eum.. b r o n g k o s..? kaya apa tuh… akhirnya ya saya pilih saja si brongkos dengan harapan mendapatkan sajian yang unik dan tidak terlupakan. Kamu tau bagaimana rupa si brongkos ini? Dari namanya sendiri sudah aneh, rebelius, bahkan terkesan nge-bronx dan metal abis.. dan … Jenggreeng! bener juga temans,, tampangnya emang sesuai dengan namanya!


….Yap, hitam legam seperti saya! Hahaha… tapi ternyata rasanya enak lho, bahkan enak banget! gak manis seperti saudara-saudaranya,,, gurih.. agak asin.. ada pedesnya dikit… dengan anggota keluarga telor, nangka, krecek dan kerupuk keriting.. cukup berat untuk sarapan, tapi okelah untuk rasa :D. Lagi-lagi saya dipertemukan dengan teh super manis persis seperti kemarin dan masih dengan gelas yang sama pula. Duh, saya merasa lebih manis 360 derajat hehee..

Tour de Solo kali ini adalah Pasar Klewer dan Kampung Batik Kauman. Saya jadi malu karena sebagai putri (dari) Solo dan hampir tiap lebaran mudik,, tapi tetap saja pasar legendaris ini baru sampai di telinga saja,, baru saat inilah rasanya saya menginjakkan kaki di tanah Klewer, beruntung banget Klewer ini uda seperti home sweet home buat tanteku,, tanpa perlu mblusak-mblusuk kita uda nangkring di kios batik yang bagus-bagus.. akhirnya dapet setelan selendang sarung buat mbak-ku, dua hem buat om-ku dan bed cover buat sohib-ku.. dengan tentengan sebesar itu jadilah posisi saya lucu banget boncengan di motor. Tapi perjalanan menuju Kauman gak jadi karena akhirnya bisa ketemuan sama temennya mama yang ngerti banget seluk beluk batik Solo,, ngobrol ngalor ngidul gak keruan ditemani dengan (lagi-lagi) teh manis.. cukup seru untuk menutup perjalanan hari ini.. dan niatan ke Kauman.. mungkin lain kali saja… beside, Solo still my home.. :D

Selasa, 16 Desember 2008

Shoes for Bush



Baca Kompas pagi ini.. ada headline kecil tentang sepatu yang hampir mampir di mukanya bapak calon mantan presiden ini… judulnya pun dibuat mantap : “Bush Dilempar Sepatu”. Lalu ngeliat pula adegan persisnya seperti apa di tivi... wah itu wartawan emang super edan, super berani, super nekat, super gila, super semuanya yang gendeng-gendeng… tapi buat aku… dia so pasti super hero :D.. dan kebetulan foto mukanya dari samping mirip si Matt Parkman di serial “Heroes”, apa mungkin… eum… (Ya enggak lahyaaa). Trus diliput pula di salah satu TV swasta, eh lagi serius-seriusnya presenter yang cewek nanggapi tayangan itu,, presenter yang cowoknya nyempil ngomong begini : “ternyata, ukuran sepatunya nomor 10..” (Gubrakk!) Aduh appaan siih.. kaya penting banget gitu ukuran sepatunya?? Aduh mas..mas..dan yang lebih ajaib lagi… ketika masyarakat di US ditanya pendapat mereka tentang kejadian yang menyedihkan itu, someone just simply said ‘ I think it’s funny… (FUNNY??? That’s your President, lady! and you probably did vote for him! twice in a roll!)… but I also find it a litle insulting..” (kira-kira begitu lanjut si ibu agar tidak terlalu terdengar ‘tidak peduli’),, terus ada lagi warga lain yang bilang.. ‘..yang penting wartawan itu sudah ditahan kan...’ OMG nasibmu pak.. pak…! tampaknya daftar fobia tambah satu lagi buat pak pres ini… S h o e p h o b i a …:p. Jadi saya rasa kejadian itu cukup menyimpulkan bahwa Anda memang presiden terburuk sepanjang sejarah kepresidenan Amerika Serikat… dan sepatu nomor sepuluh itu dengan apik menutup usia pak Bush sebagai presiden Amerika Serikat yang tinggal sebulan lagi… nuwun sanget lho pak.. no hard feeling nggih…

Ayam Taliwang


Bingung karena di internet bumbu untuk buat ayam taliwang ini semuanya beda2, jadi gak tau pakem yang benar yang mana. Ini taliwang ala chef Immi,, suami makannya sampe nambah-nambah, sambal cocolnya pun terbang PP dari suami-mertua-suami-mertua .. :D

Bumbu Halus

Cabe Merah keriting 30 bh
Tomat 1 bh
Bawang Merah 8 siung
Bawang Putih 6 siung
Kencur 2 cm
Terasi 2 cm (dibakar dulu)
Gula jawa 1 sdt

Rendaman Ayam
Ayam 1 ekor, dipotong besar
Bawang putih 5 siung (geprek iris)
Air
Garam

Bahan lainnya
Asam jawa 4 sdm (dipenyet di air, ambil airnya)
Minyak untuk menumis

Cara buatnya
Buat bumbu halus (diblender bisa atau diulek juga oke)
Buat rendaman ayam.
Tumis bumbu halusnya sampai wangi. Masukkan potongan ayam yang sudah direndam, aduk-aduk, tambahkan garam, air asam jawa, tumis terus sampai ayam sedikit matang, tuangkan air secukupnya sampai ayam tenggelam. Aduk dan tunggu sampai air berkurang dan bumbu meresap ke ayam. Sisihkan. Sisa tumisan ditaruh di mangkok.

Ketika menunggu bumbu meresap ke ayam, panaskan oven-nya dengan suhu 200 derajat selama 10 menit. Jika ayam sudah disisihkan dari penggorengan, dan oven sudah hangat, masukkan ayam tersebut ke dalam oven, lalu nyalakan kembali oven dengan suhu 250 derajat selama 15 menit atau sampai lapisan ayam terbakar bagus. Keluarkan. Sajikan dengan sisa tumisan bumbu.